7 Jenis Penyakit Yang Menghebohkan Indonesia
Mengalami sakit ialah hal wajar. Tetapi, Penyakit-penyakit yang ada dalam info kali ini, masuk dalam kategori 7 penyakit menghebohkan di Indonesia. Meskipun info ini sudah usang sekali ( beberapa tahun silam ), kini sudah 1 Mei 2012, akan tetapi tidak ada salahnya info ini diangkat kembali ke permukaan dengan tujuan supaya anda semua yang belum pernah membaca / belum tahu, menjadi tahu mengenai info seputar penyakit yang tergolong menghebohkan dan fenomenal di Indonesia ini. Berikut ini ialah 7 Penyakit Menghebohkan Di Indonesia versi .
“akar pohon” tumbuh di lengan dan kakinya. Menurutnya, keadaan belahan tubuhnya itu mulai terjadi perubahan sesudah lututnya tergores semasa remaja dulu.
Masalah yang dialami Dede, berdasarkan Gaspari, ia hanya mempunyai sifat genetik yang angka sehingga menghalangi sistem kekebalan tubuh. Oleh lantaran itu, virus tersebut menguasai “mesin seluler” sel-sel kulitnya sehingga terbentuklah kutil-kutil aneh dalam jumlah besar yang tumbuh mirip pohon di tangan dan kakinya. Pada kini ini Dede telah berhasil mengalami operasi di RS Sadikin Bandung dan sudah kembali hidup normal.
Fenomena Noor ini tergolong aneh. Bahkan beberapa dokter mengaku belum menemukan tanda-tanda medis mirip yang dialami wanita yang sehari-hari bekerja sebagai seorang guru Taman Kanak-kanak itu. Upaya serius pun dilakukan tim medis, Beberapa pejabat setempat sampai menteri kesehatan menaruh perhatian serius pada penderitaan Noor.
Menurut Noor, kawat-kawat itu sudah bersemayam di dalam tubuhnya selama 20 tahun. Ia sendiri pernah mencoba mencabut kawat tersebut dari luar perutnya, anehnya kawat itu mencelup masuk ke dalam dan keluar lagi pada beberapa dikala kemudian. Kawat-kawat itu juga mirip tumbuh secara acak. Adakalanya kawat itu jatuh sendiri dan anehnya kemudian muncul lagi. Sejauh ini, sudah beberapa kali operasi ditempuh Noor, termasuk mendatangi dukun. Tapi, upaya itu menemui jalan buntu. Manusia Kawat dari Kalimantan Timur masih terus menanti keajaiban.
Di wajah Halifah terdapat puluhan benjolan sebesar kelereng. Di lengan kanannya terdapat puluhan benjolan sebesar bola tenis dan kelereng, begitu juga di telapak kakinya. Yang lebih mengagetkan, di betis kirinya terdapat benjolan sebesar bola sepak. Benjolan tersebut mirip balon yang diisi air. Lembek dan lentur.
Halifah tinggal di Jl Haji Pelori RT 3 Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Ia mengidap penyakit tersebut semenjak lahir. Kedua orangtuanya sudah meninggal semenjak Halifah berusia 8 tahun. Awalnya, benjolan-benjolan tersebut tidak begitu dipedulikan keluarganya. Namun, awal tahun 2000 benjolan di betis kirinya semakin membesar. Padahal, sebelumnya benjolan tersebut hanya sebesar biji jagung.
Semula, anak kedua dari pasangan Mat Rakis (38) dan Mukdiyah (36) mengalami benjolan kecil yang mirip penyakit cacar di pipi kanannya. Kemudian menjalar ke dada dan punggungnya sampai risikonya tumbuh di sekujur tubuhnya. Yang tersisah hanya verbal dan telapak tangan dan kakinya yang kelihatan sempurna.
Lambat laun, tubuh Abul Hazem sulit digerakkan. Bahkan, panas dan gatal lebih mendominasi. Sedangkan hasrat makan normal mirip layaknya insan yang sehat. Dalam sehari makan 3 kali, dan snack apapun juga dilahap. Pihak keluarga Abul Hazem yang tergolong keluarga kurang bisa ini, tetap berusaha memeriksakan penyakit aneh tersebut. Mulai dari sentra kesehatan masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkalan sampai RSU dr Soetomo, Surabaya. Namun, tidak ada hasilnya.
Pihak dokter pun juga tidak menyebut secara terang apa jenis penyakit tersebut. Setiap obat yang diberikan dokter selalu diminum, tapi tidak ada hasilnya. Pihak keluarga Abul Hazem risikonya tetapkan untuk dirawat di rumah, sebab, tidak lagi mempunyai biaya untuk pengobatan.
Mat Rakis, bapak penyandang penyakit aneh menuturkan, upaya medis sudah dilakukan. Bahkan, minta barokah kepada para Kyai juga seringkali diupayakan, tapi tidak ada hasilnya. Malah, kondisi tubuh Abul Hazem semakin parah. “Saat ini sering gatal bercampur panas. Dia sering minta digaruk sampai berjam-jam,” ujar Mat Rakis pada wartawan di rumahnya, Dusun Naro’an, Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Senin (13/10/2008).
Dia berharap ada kepedulian dari masyarakat untuk pengobatan Abul Hazem. Sebab, pihak keluarga sudah tidak lagi mempunyai kemampuan berobat. “Saya sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk berobat. Ya semoga ada orang yang peduli,” harapnya.
Kondisi Ari dikala ini masih bisa bermain mirip layaknya anak-anak. Hanya, sebagian aktivitasnya dilakukan di dalam rumah. Maklum, dari sekujur tubuhnya bersisik. Mmebuat orang yang melihatnya merasa iba.
Kakek Ari, Sharfan, menuturkan bahwa , kelainan kulit yang diderita cucunya itu muncul semenjak lahir dan sangat sulit untuk disembuhkan. "Dokter hanya menyebutkan ada kelainan kulit yang sulit disembuhkan," tutur Sharfan, Rabu (27/2/2008).
Masih berdasarkan kisah sang kakek, penyakit aneh yang diderita Ari diduga lantaran Ernawati dikala mengandung pernah menyiksa biawak dikala Ari dalam kandungan berusia empat bulan. Namun, ini hanya dugaan sang kakek, lantaran dokter belum melaksanakan investigasi detail apa yang tolong-menolong diderita Ari.
Anak ke dua dari empat keluarga pasangan Ny E Maskiah dan Kodir (alm) tersebut di sekujur tubuhnya dipenuhi dengan benjolan-benjolan. Benjolan itu tumbuh dari mulai sebesar jari tangan sampai sebesar kepalan orang dewasa, sehingga tubuh aslinya mirip sudah tidak terlihat terang dan tertutup oleh benjolan tersebut.
Benjolan itu tumbuh dari kepala sampai kakinya, dan beberapa di antaranya sudah membesar, terutama di belahan kaki dan paha termasuk punggung. Sementara benjolan di belahan punggung yang diduga sebagai induknya kondisinya terus membesar, dan semakin memanjang sampai bentuknya mirip ekor dengan panjang sekitar 30 senti meter.
Ternyata benjolan itu bukan hanya tumbuh di belahan kulit luar saja, tapi juga tumbuh di belahan dalam hidung dan juga tumbuh pada lidah. Dampaknya, pernapasanya menjadi terganggu. Bukan itu saja, Yani dikala ini sudah tidak bisa berjalan jauh, lantaran benjolan pada kaki dan betisnya terus membesar, sehingga terasa berat untuk dibawa jalan kaki. "Ayeuna mah tos teu tiasa mapah kanu tebih asa bareurat. Janten upami ngiring ngaos oge mung dinu caket we," ujarnya dikala ditemui di rumahnya Rabu.
Menurut dia, penyakit aneh tersebut telah menyerang istrinya selama hampir 30 tahun lebih. Namun, lantaran keajaiban Tuhan, Sumini bisa bertahan meski jaringan hidung untuk bernafasnya juga tidak tepat akhir penyakit tersebut. Bahkan kesadaran dan indera pendenagaran Sumini juga masih bagus.
1. Dede Si Manusia Pohon

Dede, seorang nelayan mengalami luka gores dikala masih remaja. Anehnya, sesudah itu beberapa belahan tumbuhnya ditumbuhi homogen kutil nyerupai akar pohon. Kondisi Dede (35 tahun), seorang nelayan, sungguh sangat mencengangkan para mahir medis ketika melihat kutil-kutil seperti
“akar pohon” tumbuh di lengan dan kakinya. Menurutnya, keadaan belahan tubuhnya itu mulai terjadi perubahan sesudah lututnya tergores semasa remaja dulu.
Masalah yang dialami Dede, berdasarkan Gaspari, ia hanya mempunyai sifat genetik yang angka sehingga menghalangi sistem kekebalan tubuh. Oleh lantaran itu, virus tersebut menguasai “mesin seluler” sel-sel kulitnya sehingga terbentuklah kutil-kutil aneh dalam jumlah besar yang tumbuh mirip pohon di tangan dan kakinya. Pada kini ini Dede telah berhasil mengalami operasi di RS Sadikin Bandung dan sudah kembali hidup normal.
2. Noorsyaidah, Si Manusia Kawat

DUNIA semakin renta dan aneh.Dari Sangatta, Kutai Timur, seorang wanita berjulukan Noorsyaidahmemproduksi kawat dari dalam tubuhnya. Seperti tampak dalam gambar, kawat-kawat yang tertanam di dalam tubuhnya tembus sampai keluar.Jika pada belahan telapak tangannya, kawat-kawat itu hanya tercetak di bawah lapisan kulit, justru pada belahan perut, batang-batang kawat berukuran 10-20cm itu melesak keluar.
Fenomena Noor ini tergolong aneh. Bahkan beberapa dokter mengaku belum menemukan tanda-tanda medis mirip yang dialami wanita yang sehari-hari bekerja sebagai seorang guru Taman Kanak-kanak itu. Upaya serius pun dilakukan tim medis, Beberapa pejabat setempat sampai menteri kesehatan menaruh perhatian serius pada penderitaan Noor.
Menurut Noor, kawat-kawat itu sudah bersemayam di dalam tubuhnya selama 20 tahun. Ia sendiri pernah mencoba mencabut kawat tersebut dari luar perutnya, anehnya kawat itu mencelup masuk ke dalam dan keluar lagi pada beberapa dikala kemudian. Kawat-kawat itu juga mirip tumbuh secara acak. Adakalanya kawat itu jatuh sendiri dan anehnya kemudian muncul lagi. Sejauh ini, sudah beberapa kali operasi ditempuh Noor, termasuk mendatangi dukun. Tapi, upaya itu menemui jalan buntu. Manusia Kawat dari Kalimantan Timur masih terus menanti keajaiban.
3. Halifah, Betis Yang Membesar

Halifah (37) warga Sotek Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur semenjak tahun 2000 menderita penyakit aneh berupa benjolan seberat 30 kg di sekitar betis kirinya.
Di wajah Halifah terdapat puluhan benjolan sebesar kelereng. Di lengan kanannya terdapat puluhan benjolan sebesar bola tenis dan kelereng, begitu juga di telapak kakinya. Yang lebih mengagetkan, di betis kirinya terdapat benjolan sebesar bola sepak. Benjolan tersebut mirip balon yang diisi air. Lembek dan lentur.
Halifah tinggal di Jl Haji Pelori RT 3 Kelurahan Sotek, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Ia mengidap penyakit tersebut semenjak lahir. Kedua orangtuanya sudah meninggal semenjak Halifah berusia 8 tahun. Awalnya, benjolan-benjolan tersebut tidak begitu dipedulikan keluarganya. Namun, awal tahun 2000 benjolan di betis kirinya semakin membesar. Padahal, sebelumnya benjolan tersebut hanya sebesar biji jagung.
4. Abdul Hazem, Kulitnya Hitam dan Bersisik

Bangkalan - Sudah setahun lebih, Abdul Hazem (17) warga Dusun Naro’an Timur, Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Madura terbaring di rumahnya. Pria lulusan SD itu, mengalami penyakit aneh. Dokterpun tidak tahu jenis penyakitnya, tapi pihak keluarganya menyebut penyakit bersisik dan seluruh tubuhnya berwarna hitam pekat.
Semula, anak kedua dari pasangan Mat Rakis (38) dan Mukdiyah (36) mengalami benjolan kecil yang mirip penyakit cacar di pipi kanannya. Kemudian menjalar ke dada dan punggungnya sampai risikonya tumbuh di sekujur tubuhnya. Yang tersisah hanya verbal dan telapak tangan dan kakinya yang kelihatan sempurna.
Lambat laun, tubuh Abul Hazem sulit digerakkan. Bahkan, panas dan gatal lebih mendominasi. Sedangkan hasrat makan normal mirip layaknya insan yang sehat. Dalam sehari makan 3 kali, dan snack apapun juga dilahap. Pihak keluarga Abul Hazem yang tergolong keluarga kurang bisa ini, tetap berusaha memeriksakan penyakit aneh tersebut. Mulai dari sentra kesehatan masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkalan sampai RSU dr Soetomo, Surabaya. Namun, tidak ada hasilnya.
Pihak dokter pun juga tidak menyebut secara terang apa jenis penyakit tersebut. Setiap obat yang diberikan dokter selalu diminum, tapi tidak ada hasilnya. Pihak keluarga Abul Hazem risikonya tetapkan untuk dirawat di rumah, sebab, tidak lagi mempunyai biaya untuk pengobatan.
Mat Rakis, bapak penyandang penyakit aneh menuturkan, upaya medis sudah dilakukan. Bahkan, minta barokah kepada para Kyai juga seringkali diupayakan, tapi tidak ada hasilnya. Malah, kondisi tubuh Abul Hazem semakin parah. “Saat ini sering gatal bercampur panas. Dia sering minta digaruk sampai berjam-jam,” ujar Mat Rakis pada wartawan di rumahnya, Dusun Naro’an, Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Senin (13/10/2008).
Dia berharap ada kepedulian dari masyarakat untuk pengobatan Abul Hazem. Sebab, pihak keluarga sudah tidak lagi mempunyai kemampuan berobat. “Saya sudah tidak mempunyai kemampuan lagi untuk berobat. Ya semoga ada orang yang peduli,” harapnya.
5. Ari, Bocah berkulit Kadal

Ari (12) anak pasangan Ernawati dan Nurali, warga Jalan Palem Indah RT 07/01, Kelurahan Ponduk Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang, Banten, sungguh menyedihkan. Dari sekujur kulit tubuhnya bersisik. Penyakit aneh?
Kondisi Ari dikala ini masih bisa bermain mirip layaknya anak-anak. Hanya, sebagian aktivitasnya dilakukan di dalam rumah. Maklum, dari sekujur tubuhnya bersisik. Mmebuat orang yang melihatnya merasa iba.
Kakek Ari, Sharfan, menuturkan bahwa , kelainan kulit yang diderita cucunya itu muncul semenjak lahir dan sangat sulit untuk disembuhkan. "Dokter hanya menyebutkan ada kelainan kulit yang sulit disembuhkan," tutur Sharfan, Rabu (27/2/2008).
Masih berdasarkan kisah sang kakek, penyakit aneh yang diderita Ari diduga lantaran Ernawati dikala mengandung pernah menyiksa biawak dikala Ari dalam kandungan berusia empat bulan. Namun, ini hanya dugaan sang kakek, lantaran dokter belum melaksanakan investigasi detail apa yang tolong-menolong diderita Ari.
6. Yani, Manusia Tumor

Warga Riungasih Rt 03/12 Kelurahan Tuguraja, Kec. Cihideung, Kota Tasikmalaya, Yani Suryani (39), hanya bisa pasrah dengan nasib yang dialaminya. Setiap dikala ia senantiasa berdoa Kepada Allah swt supaya penyakit aneh yang dideritanya semenjak 39 tahun kemudian bisa segera sembuh dan normal kembali mirip sediakala.
Anak ke dua dari empat keluarga pasangan Ny E Maskiah dan Kodir (alm) tersebut di sekujur tubuhnya dipenuhi dengan benjolan-benjolan. Benjolan itu tumbuh dari mulai sebesar jari tangan sampai sebesar kepalan orang dewasa, sehingga tubuh aslinya mirip sudah tidak terlihat terang dan tertutup oleh benjolan tersebut.
Benjolan itu tumbuh dari kepala sampai kakinya, dan beberapa di antaranya sudah membesar, terutama di belahan kaki dan paha termasuk punggung. Sementara benjolan di belahan punggung yang diduga sebagai induknya kondisinya terus membesar, dan semakin memanjang sampai bentuknya mirip ekor dengan panjang sekitar 30 senti meter.
Ternyata benjolan itu bukan hanya tumbuh di belahan kulit luar saja, tapi juga tumbuh di belahan dalam hidung dan juga tumbuh pada lidah. Dampaknya, pernapasanya menjadi terganggu. Bukan itu saja, Yani dikala ini sudah tidak bisa berjalan jauh, lantaran benjolan pada kaki dan betisnya terus membesar, sehingga terasa berat untuk dibawa jalan kaki. "Ayeuna mah tos teu tiasa mapah kanu tebih asa bareurat. Janten upami ngiring ngaos oge mung dinu caket we," ujarnya dikala ditemui di rumahnya Rabu.
7. Sumini, Wajahnya Hilang Akibat Penyakit Aneh

Sumini (54), warga Desa Nglanduk, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jatim, selama puluhan tahun menderita penyakit aneh. Suami Tumini, Marto (65), Minggu (21/6), mengatakan, akhir penyakit aneh tersebut, sebagian wajah Tumini telah hilang dan berlubang. Bagian kedua matanya, hidung, dan bibir hilang. Yang tersisa hanya tinggal dagu dan kening saja.Menurut dia, penyakit aneh tersebut telah menyerang istrinya selama hampir 30 tahun lebih. Namun, lantaran keajaiban Tuhan, Sumini bisa bertahan meski jaringan hidung untuk bernafasnya juga tidak tepat akhir penyakit tersebut. Bahkan kesadaran dan indera pendenagaran Sumini juga masih bagus.